Latest News

Mungkinkah Rinduku Berbalas

Advertisement

         Suratku ini aku awali dengan kata-kata “Aku sangat merindukanmu, mungkinkah rinduku bebalas? Dulu kau sering mendatangiku dan menciumku. Kini, kau tempatkan aku di tempat yang nyaman, namun itu menyikasaku karena kau jarang bercengkerama denganku. Kau lebih sibuk berlama-lama dengan komputer dan gadget-mu.

          Aku benar-benar sangat iri dengan komputer dan gadget yang kau miliki. Ke mana pun kau pergi, meraka selalu kau bawa. Saat di rumah pun kau asyik dan rela berlama-lama dengan mereka berdua. Sementara aku, tetap kau abaikan. Padahal, sibuk di depan komputer dan gadget belum tentu memberi manfaat dan pahala.

          Kethuilah, saat kau bercengkerama denganku, setiap hurufku memberi satu kebaikan dan memberi 10 kali lipat pahala walau mungkin kau tak tahu maknanya. Bahkan, saat kau terbata-bata untuk berucap, kau justru mendapat dua pahala. Pahala membacaku dan pahala karena kau kesulitan mengucapkannya.
          Siapa yang berpegang teguh kepadaku, ia tak akan tersesat. Tapi mengapa kau merasa tak bersalah saat jarang menyapaku? Kau malu saat belum baca buku atau novel bestseller, tapi mengapa kau tak merasa malu sedikitpun belum selesai membacaku? Aku ada bukan untuk kau simpan di lemarimu, tetapi seharusnya kau simpan di hatimu. Tapi bagaimana mungkin aku bersemayam di hatimu, bila kau jarang membacaku?
          Aku dipelajari bukan hanya kau kecil, tetapi seharusnya setiap waktu. Mengapa? Karena aku ini pedoman hidupmu. Aku bukanlah “mainan” yang hanya kau baca saat kau kecil. Aku ada juga bukan hanya sekadar menjadi mas kawin saat kau menikah. Bukan pula hanya untuk kau ingat saat adda kematian di keluargamu.
          Mengapa hidupmu kacau?? Mengapa kau sering jenuh?? Mengapa hatimu sering gelisah?? Mengapa kau sering berani berbuat maksiat?? Mengapa kau banyak tak mengerti ketentuan Tuhanmu?? Itu karena kau jarang bercengkerama denganku. 
          Demikianlah suratku untukmu, semoga kau mengerti keluhan dan deritaku. Aku ingin kau manjakan seperti komputer dan gadgetmu.

                                                              Yang rindu kepadamu

                                                                   Kitab Sucimu

Sumber: buku ON Jamil Azzaini
Advertisement

0 Response to "Mungkinkah Rinduku Berbalas"